Berita Sumbar Post | Mendengar Beerita kecelakaan jalan tol yang terjadi baru baru ini
pasca lebaran kemarin tentunya menjadikan tanda tanya besar bagi kita,
bahkan ada sebagian anggota masyarakat kita yang menjadikan cerita
cerita mistis di balik kejadian tersebut, lantas di manakah peran Agama ?
ataukah hanya di jadikan status belaka ? tanpa di pikir ulang
menggunakan logika ? ingat peran kita di bumi ini adalah sebagai
khalifah, bagaimanapun juga mistis itu tetap ada , namun ingat derajat
kita lebih tinggi daripada mahluk mahluk gaib sebangsa jin, gendruwo, tuyul
dan sebagainya kejadian terjadi pasti karena sebab, dan sebab itu
tentunya bisa di nalar juga, meskipun tidak selalu, namun sebagai
khalifah, tetnu tidak ada salahnya jika manusia berusaha menjelaskan
mengapa sampai terjadi ? agar nantinya dapat di jadikan pelajaran untuk
tidak diulangi lagi.
Berikut mitos-mitos terkait mengemudi di jalan tol disertai fakta yang akan meluruskannya:
1. Jalan tol adalah jalan bebas hambatan, pengemudi dapat melaju dengan aman;MITOS! Faktanya:
Di jalan tol terdapat banyak rintangan, diantaranya : tikungan, tanjakan dan turunan dengan derajat kemiringan yang bervariasi, sambungan beton, lubang jalan , tanah ambles dan sebagainya, Namun sudah di berikan antisipasi berupa lrambu jalan, batas kecepatan, rambu ini memiliki standar tinggi hingga lampu kendaraan mampu membuat rambu lebih terang saat terkena pantulan.
2. Ukuran tinggi dan besar kendaraan tidak mempengaruhi cara kita mengemudi;MITOS! Faktanya:
Semakin tinggi kendaraan maka handling akan menjadi kurang, pernah memaikan game need for speed ? itu dapat di jadikan gambaran, semakin besar kendaraan berarti massa nya juga semakin besar, ini berarti momentum yang dimiliki juga semakin besar , berpengaruh nantinya ke jarak pengereman.
3. Jarak pengereman tidak dipengaruhi bentuk dan berat kendaraan tapi ditentukan sistem pengereman kendaraan itu sendiri;MITOS! Faktanya:
Jarak pengereman ditentukan beberapa faktor, yaitu: kondisi fisik dan perilaku pengemudi, kondisi, bobot dan kecepatan kendaraan, kondisi lintasan dan cuaca.
4. Mayoritas penyebab ban pecah di jalan tol akibat tekanan angin berlebih (over pressure)MITOS! Faktanya:
Over pressure tidak membuat ban mudah pecah namun mempengaruhi kemampuan traksi ban terhadap permukaan jalan. Pressure yang kurang dari rekomendasi pabrik juga dapat membuat bahan pada side wall/ dinding ban mengalami keletihan/ fatigue berat akibat terlalu intensnya elasitas ban menerima beban. juga di pengaruhi oleh umur ban. maka rutinlah lakukan perawatan terhadap ban, kalau saya sendiri setiap dua tahun harus ganti semua ban. mungkin anda punya standar sendiri.
5. Mengemudi pada lintasan menurun dengan kecepatan tinggi tidak berbeda dengan permukaan/ lintasan datarMITOS! Faktanya:
Kecepatan tinggi saat lintasan menurun beresiko tinggi kecelakaan! Terjadi perubahan inti gravitasi dan distribusi bobot, handling kendaraan menjadi sangat sensitif. disamping itu juga terjadi percepatan (akselerasi karena grafitasi) pada kendaraan . Saat kendaraan bergerak tidak sesuai keinginan pengemudi, respons terlalu spontan tanpa sempat berpikir menggunakan logika. Inilah awal petaka!.
6. Karena lancar dan tidak padat, resiko kecelakaan di jalan tol lebih rendahMITOS! Faktanya:
Pada jalan sepi resiko kecelakaan biasanya semakin besar, karena perilaku pengemudi itu sendiri, dimana biasanya kecepatan di tambah, dan konsentrasi berkurang. begitu terjadi halangan sedikit di depan maka tabrakan pun tidak terhindarkan.
7. Dibandingkan jalan biasa, mengemudi di jalan tol tidak perlu konsentrasi tinggiMITOS! Faktanya:
Secara umum, jalan tol itu lebar, lancar, cepat dan monoton dengan resiko kecelakaan tinggi sehingga justru memerlukan konsentrasi lebih tinggi. Kenapa? Karena situasi tersebut membuat fisik cepat letih, kewaspadaan menurun dan adrenalin meningkat sehingga pengemudi cenderung memacu kendaraanya.
8. Kecepatan kendaraan tidak mempengaruhi kestabilan kendaraanMITOS! Faktanya:
Bergerak dengan kecepatan tinggi dan rendah tentu sangat berbeda, ketika kecepatan tinggi strir cenderung terasa ringan, bahkan jika jalan basah terasa seperti ban kurang gigitan, (understreer ) bisa saja ketika jalan bumpy (ada gelombang) kita kaget sehingga tanpa sadar memutar steer sedikit, ketika ban kembali menyentuh tanah akan ada belokan mendadak sehigga mobil dapat terguling, dan berakibat fatal.
9. Saat ada masalah, tindakan pertama adalah pengeremanMITOS! Faktanya:
Menghadapi masalah (selip, pecah ban, menghindari kendaraan lain) harus diawali proses analisa logika diikuti keputusan dan tindakan yang cepat dan tepat. Pengereman bukan selalu solusi, bila dilakukan di saat dan tempat yang keliru akan menimbulkan masalah baru.
10. Tidak ada perbedaan mengemudi baik dengan kecepatan tinggi maupun rendah di lintasan menikungMITOS! Faktanya:
Prinsipnya, ketika kendaraan melaju dengan kencang, kestabilannya berkurang, cenderung sensitif, sulit dikendalikan. Kurangi kecepatan sejak lintasan lurus/ sebelum mengubah arah kemudi, buat lintasan menikung selebar mungkin (tight in tight out), jangan melambat saat di tikungan dan pertahankan kecepatannya.
11. Bila letih maka kunyah permen, merokok, minum kopi, minuman berenergi atau suplemen, mengobrol dengan penumpang dan atau membuka kaca agar terkena anginMITOS! Faktanya:
Keletihan berat (Automatic Behavior Syndrom) diakibatkan antaranya oleh akumulasi kurang tidur, bekerja berlebihan dan sakit. Pada kondisi ini, kemampuan interpretasi akan menurun, logika memburuk dan kontrol tubuh berkurang. Cara-cara tersebut diatas takkan membantu banyak. Apalagi bila minum kopi dan minuman berenergi karena justru akan membuat stamina semakin melorot dan mendorong sering buang air kecil. Berhentilah! Rehat, tidur beberapa saat akan membantu mengembalikan kebugaran. Tapi, rehat yang terbaik adalah tidur pulas.
12. Perjalanan malam lebih aman karena sepi dan lampu mobil terangSesuai jam biologis tubuh manusia/ Circadian Rhythm, malam diciptakan untuk rehat dan tidur bagi manusia. Seterang-terangnya lampu penerangan jalan raya (PJR) dan lampu kendaraan, tetap lebih terang matahari. Lagipula, kondisi dan situasi yang sepi memicu pemakai kendaraan terlena dan tidak waspada.
MITOS! Faktanya
13. Mengemudi dengan kecepatan rendah jauh lebih aman daripada kecepatan tinggiMITOS! Faktanya:
Bahaya! Kecepatan kendaraan justru harus disesuaikan dengan kondisi jalan di depan kita, perbedaan kecepatan yang cukup signifikan tidak disarankan! Jika terlalu pelan, akan membahayakan diri sendiri dan pemakai jalan lain yang berkecepatan tinggi. Bila terlalu tinggi, kendaraan akan sulit dikendalikan.
Nah, itulah 13 mitos yang selama ini dipercaya sebagai fakta oleh kita semua. Padahal kenyataannya sangat jauh dari kebenaran. Mudah-mudahan dengan adanya artikel ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan di jalan tol dan membuat kita semua semakin waspada. Safety First!
Kendaraan dengan kecepatan rendah sebaiknya di lajur kiri, namum masih sering di temui supir truk yang nakal mereka tetap di tengah meskipun melaju lambat, hal ini yang sering menyebabkan kecelakaan karena tidak siapnya pengemudi mobil.
Dari penjelesan diatas semoga kita mampu lebih bijak dalam berkendara
dan selalu mematuhi rambu rambu yang ada , serta mematuhi batas
kecepatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar